Hai, perkenalkan, namaku Zahida Aqila Ramadhani. Panggil saja
Zyda. Aku lahir pada tanggal 4 Agustus 2002. Cita-citaku ingin jadi dokter
anak. Hobiku banyaaak banget. Diantaranya, main komputer, nulis, baca novel,
berenang, main basket, dan masih banyak lagi. Hehe… kepanjangan ya kenalanya?
Kita langsung yuk, ke ceritanya…
Sebenernya, aku pengen banget dikasih hadiah sama
temen-temenku (jadi curhat deh!). sekarang tanggal 1 Agustus. Jadi, ultahku
tinggal 3 hari lagi.
“Zyda! Cepat turun! Sarapanya udah siap
nih!” Teriak Kak Zyra dari arah ruang makan.
“Iya Kak.”
Aku segera turun
untuk sarapan. Di meja makan sudah ada Kak Zyra, dik Zyla, Ayah dan Bunda.
Sarapan kali ini ada semur jamur, tempe goreng dan susu hangat. Semur jamurnya
sayur kemarin. Jadi sekarang tinggal
sedikit (sekalian dihabisin. Biar nggak mubazir).
Sesudah makan, aku
langsung mengambil tas lalu pamit kepada
orang tuaku. Begitu juga Kak Zyra dan dik Zyla. Lalu, memakai sepatu dan menunggu
bus sekolahku di teras rumah. Aku, kak Zyra dan dik Zyla di sekolah yang sama.
Kak Zyra kelas VI, aku kelas IV dan dik Zyla kelas II. Rencananya, kak Zyra
melanjutkan sekolahnya di Boarding
School Al-Mizan.
Bus sekolahku
sudah datang. Aku, kak Zyra dan dik Zyla segera naik. Di bus sudah ada Uti,
Tini, Nara, Lya, Uli, Alna, dan Dea. Sudah lengkap. Mereka is My Best Friends
Forever. Mereka tu baiik… banget. Di bus, aku duduk sama Uti dan Uli. Karena
tempat duduknya yang kosong tinggal di situ. Dan SANGAT kebetulan di sebelah
mereka. Tapi sayang, Aku dan sahabatku beda kelas. Aku, Uti dan Alna kelas B. Tini
dan Lya kelas A. Sedangkan Nara, Uli dan Dea kelas C.
Bus sekolahku sudah
sampai. Aku segera mengambil uang jajan di kak Zyra. Lalu, aku bersama
sahabatku menuju kelas. Di depan kelas kami di sambut oleh The Arrogant Girls
yang diketuai oleh Reyta. Anggotanya ada Mory, Nesa, dan Cherry.
“Tumben berangkat
pagi? Biasanya kalian telat tuh!” Kata Reyta dengan sombongnya.
“Ye…. Siapa yang
telat. Kalian tuh yang telat! Kita biasanya berangkat pagi!” Ucapku.
“Iya. Yang paling
sering telat tuh!” Nara menunjuk Nesa.
“Kok aku yang
kena?” Kata Nesa gelagapan.
Tet…..Tet…….
Bel masuk
berbunyi.
“Udahlah, kita
tinggalin aja cewek-cewek sombong ini!” Ajak Tini.
“Ayo!”
Kami pun pergi
meninggalkan The Arrogant girls.
Pada Tanggal 4 Agustus.
“Met Pagi…”Salamku
ke keluargaku yang sudah ada di meja makan.
Mereka hanya diam.
“Kenapa sih?”
Tanyaku.
“Nggak kenapa-kenapa
kok.” Kata kak Zyra yang baru keluar dari kamarnya dengan suara dingin.
Lalu aku segera
duduk. Aku merasa, hari ini ada yang aneh dengan keluargaku. Setelah makanku
habis, aku segera pamit ke orang tuaku. Seperti tadi, mereka tidak mengucapkan
sepatah kata pun dari mulutnya. Saat kak zyra dan dik zyla salim,mereka
tersenyum dan berkata kata. Lalu aku merenung, ‘Aku salah apa?‘ tiba-tiba Bus
sekolahku datang. Aku segera naik.
“Hai…” Aku menyapa
dengan senyuman. Tapi, sama seperti di rumah, mereka hanya diam.
Saat sampai di
sekolah, aku segera berlari menuju kelas sambil menangis. ‘Kenapa di hari ini
semuanya aneh? Kenapa?’ Batinku. Ketika sampai di kelas, aku disambut oleh
Reyta.
“Kasihan ya kamu. Di
cuekin sama sahabatmu” Kata Reyta sombong.
Aku tak
menghiraukanya. Dari kejauhan, Uti dan Alna berbisik-bisik.
“Hei. Kasihan ya
Zyda. Padahal kita begini juga buat dia kan?” Kata Uti.
“Iya.” Ujar Alna.
Saat istirahat, anak-anak
keluar kelas tanpa mengajakku.aku ditinggal sendirian. Tiba-tiba ada yang
menyanyi.
“Happy Birthday too
you..”
Sepertinya aku
mengenalnya.
“Happy Birthday too
you..”
Yang menyanyi
semakin banyak. Saat aku menengok ke belakang, ternyata ada anak-anak dari
kelas A,B dan C.
“Lho? Ada apa ini?”
Tanyaku bingung.
Lalu Nara dan Uti
maju sambil membawa kue ulang tahun.
“Masa kamu lupa sama
ulang tahunmu sendiri?” Tanya Nara.
“Hehe… aku memang
pelupa.” Ucapku menahan malu.
“Ayo tiup lilinya!”
Ujar Uti.
Aku meniup liln.
“Yeee….” Anak-anak
bersorak.
Teman-temanku
berbaris memberikan hadiah. Hadiahnya banyak sekali. Aku sampai menangis.
“Mengapa kamu
menangis? Orang Tuamu lho yang merencanakan semuanya. Bukanya kamu ingin hadiah
dari temen-temen?” Ucap Lya dengan panjang lebar.
“Aku terharu.”
Kataku.
Dalam hati aku
berkata, ‘Terima kasih Ayah, Bunda. Ini adalah hadiah terindah dalam hidupku’.